Masjid Salman ITB Terapkan Sistem Pemilahan Sampah yang Efisien untuk Lingkungan Berkelanjutan
BANDUNG - Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) punya cara tersendiri dalam pengelolaan dan penanganan sampah di lingkungannya.
Untuk pengelolaan dan penanganan sampah, Masjid Salman ITB memiliki Tim Salman Ramah Lingkungan atau Salman Environment Rangers (Savior).
Menurut Ketua Savior, Lulu Nailufaaz, pengelolaan sampah di Masjid Salman ITB diawali dengan edukasi dan pembiasaan jemaah untuk mengurangi sampah sebanyak mungkin dan mulai memilah sampahnya.
"Kami mendorong karyawan termasuk jemaah untuk bisa membawa tempat makan dan minum sendiri. Namun apabila terpaksa menghasilkan sampah maka kita dorong untuk dapat memilah sampahnya sendiri," katanya di laman bandung.go.id.
Disebutkan, tempat sampah terpilah itu sudah ada di Masjid Salman ITB sejak 2017. Sempat terhenti pandemi Covid-19, komunitas Savior akhirnya terbentuk untuk mengelola sampah dengan tempat sampah terpilah.
Dalam penjelasannya disebutkan, tempat sampah terpilah ini terbagi menjadi lima tempat untuk lima jenis sampah yang berbeda, yaitu:
- Tempat Sampah dengan stiker orange yang akan disalurkan ke Bank Sampah terdiri dari sampah botol, box plastik, kaleng, kaca dan botol plastik.
- Tempat Sampah dengan stiker biru khusus kertas terdiri dari sampah kertas, tetra pak, kardus, Koran dan duplex
- Tempat Sampah dengan stiker merah terdiri dari sampah bungkus plastik.
- Tempat Sampah dengan stiker hijau dikelola untuk kompos tanaman terdiri dari sampah yang mudah membusuk, tisu kering, daun, tulang, susuk atau sumpit sisa makanan.
- Tempat Sampah dengan stiker hitam yang diangkut ke Tempat Penampungan Akhir (TPA) terdiri dari sampah kertas nasi, tisu basah, karet, bungkus plastik yang tercampur bumbu basah.
- Foto: salmanitb.com
- Berita: Instagram/ salmanitb
Komentar
Posting Komentar